Senin, 18 November 2013

Adab dalam Pergaulan Keluarga Muslim

Pergaulan yang baik dari pihak suami maupun istri. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban dan keharusan untuk menjadikan akhlak rumah tangga nabi sebagai pedoman paripurna. PROF. Dr. Sayyid Muhammad Al-Maliki, ulama besar dari kota Makkah, dalam bukunya Adabul Islam Fi Nidzaamil Usrah, mengetengahkan adab, etika, dan akhlak pasangan suami-istri dalam berkeluarga.

Hal pertama yang wajib diketahui bagi seorang suami dalam mempergauli istri adalah mengedepankan sikap welas asih, cinta, dan kelembutan.
Allah berfirman;
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa` : 19)
Hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada keluargaku.”

Kedua, Sebagai suami dianjurkan untuk memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap kasar.
Adakalanya seorang suami menjadi tokoh terpandang dimasyarakat umum, ia mampu dan pandai sekali berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam perbuatan tapi sikap itu seakan hilang ketika  memperlakukan keluarganya sendiri dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat.

Ketigaseorang kepala rumah tangga sangat membutuhkan banyak kesabaran agar ia tangguh dalam menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan dalam tubuh rumah tangga. Suami tangguh adalah suami yang dapat mengendalikan emosi saat melihat hal-hal yang kurang tepat demi cinta dan rasa sayangnya kepada istri.
Sebagai seorang suami Betapa sabarnya Rasulullah dalam mengurusi para istrinya.
Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagian sahabat beliau mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih pengasih kepada keluarganya melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim).
Kisah Sayidina Umar bin Khaththab Ra. Beliau  yang terkenal ketegasan dan sikap kerasnya dalam mengahadapi kemunkaran, pernah berkata saat didatangi oleh orang Badui yang akan mengadukan sikap cerewet istrinya. Di saat bersamaan, Umar pun baru saja mendapat omelan dari istri dengan suara yang cukup keras.
Umar memberi nasihat kepada si Badui, “Wahai saudaraku semuslim, aku berusaha menahan diri dari sikap (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas istriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saya menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak ada orang yang memuliakan mereka (kaum wanita), selain orang yang mulia dan tidak ada yang merendahkan mereka selain orang yang suka menyakiti. Aku sangat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.”

Umar meneruskan nasihatnya, “Wahai Saudaraku orang Arab, aku berusaha menahan diri, karena dia (istriku) memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan mencucui baju-bajuku. Sebesar apapun kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.”

Inilah sebagian contoh dikalangan sahabat, seorang suami atau kepala rumah tangga yang penyayang.

Keempat, adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa yang terjadi jika pasangan suami-istri melalui hari-harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa.
Suami yang ingin melaksanakan hak-hak istrinya akan berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan suasana dengan senyum dan tawa; berusaha untuk bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra.
Istri membutuhkan sikap manja dari suaminya dan karenanya jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami untuk istrinya. Karena Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-kanakan, khususunya pada diri seorang wanita.
“Humor kecil sehari-hari seperti vitamin ampuh untuk membangun dan mempertahankan kemampuan Anda secara positif menanggapi tugas-tugas keayahbundaan dan tantangan hidup lainnya. menurut ”Maurice J. Elias Ph. D dkk dalam bukunya Emotionally Intelligent Parenting: How to Rise a Self-Disiplined, Responsible, Socially Skilled Child, yang menyinggung fungsi humor dalam proses kimiawi dan psikologis tubuh kita.

Menempatkan humor dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menurut Maurice, maksudnya untuk menjaga agar kita tetap stabil dalam berpikir secara optimis. “Cobalah melakukan hal-hal yang dapat membawa Anda ke dalam suasana humor setiap hari, meskipun hanya sebentar. Kalau tidak bisa setiap hari, coba sesering yang bisa Anda lakukan,” pesannya dalam buku yang telah dialih bahasakan berjudulCara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ.

sumber : http://www.citraislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar