Selasa, 20 November 2012

TAHUN BARU HIJRIYAH 1 MUHARAM 1434 Perbanyak SEDEKAH



Benarkah kita sudah menunaikan sholat wajib lima waktu dalam sehari? Belum tentu. Kalau
Anda sholat Isya’ lewat tengah malam, berarti hari itu hanya sholat empat waktu. Karena yang
Isya’ menurut Kalender Masehi (syamsiyah) sudah masuk hari berikutnya. Itulah salah satu
pentingnya umat Islam menggunakan Kalender Hijriyah (qomariyah).     
 
Pergantian hari menurut Almanak Hijriyah adalah waktu maghrib, sehingga tidak menimbulkan
kemusykilan seperti waktu sholat Isya’ tadi. Bertepatan 15 November 2012 ini, adalah 1
Muharam 1434 Hijriyah yang biasa disebut Tahun Baru Islam. Khalifah Umar bin Khattab ra
menetapkan 1 Muharam Tahun I Hijriyah merujuk pada waktu hijrah Rasulullah SAW yakni
tanggal 16 Juli 622 M.
 
Almanak Hijriyah disusun untuk selalu mengingat peristiwa bersejarah nan penting itu dan
memudahkan urusan kenegaraan dan kemasyarakatan.  Pesan pokok peringatan Muharam
adalah mengorbankan diri untuk kepentingan orang lain.
 
Kata ‘‘Muharam’’ bermakna mulia, membela, menahan, yang diharamkan atau yang menjadi
pantangan. Salah satu amalan khusus di Bulan Muharam adalah puasa. Sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah telah berwasiat, "Seutama-utama puasa sesudah
puasa Ramadhan ialah puasa Muharam dan seutama-utama solat sesudah solat fardhu adalah
sholat malam" (HR Muslim).
 
Selain pada Hari Asyura (10 Muharam), umat Islam juga dianjurkan berpuasa pada tanggal 9
dan 11 Muharam. Ini untuk membedakan dari puasanya orang Yahudi (HR Ahmad, Al Bazzar).
Bersamaan dengan puasa, pada Muharam umat Islam juga dianjurkan banyak bersedekah.
Abu Musa Al Madani meriwayatkan dari Ibnu Umar ra, yang mengutip pesan Nabi SAW: "Siapa
yang  berpuasa pada hari Asyura seperti berpuasa setahun, dan siapa yang bersedekah  pada
hari Asyura seperti bersedekah setahun." (HR Al Bazzar).
Di sebagian masyarakat, sedekah tersebut diuatamakan untuk anak yatim. Karena itu, mereka
menyebut 1 Muharam sebagai ‘’Hari Raya Yatim’’. Namun, kebiasaan itu lebih baik daripada
adat ‘’sedekah ke laut’’. Selain membahayakan aqidah, sedekah laut juga sebuah bentuk
kemubaziran yang nyata.  Terlepas bahwa ‘’Hari Raya Yatim’’ hanya anggapan orang, yang
jelas menyantuni anak yatim memang bernilai luar biasa. Baik dilakukan pada Muharam
maupun bulan-bulan lainnya terutama Ramadhan. Allah SWT mewanti-wanti betul soal anak
yatim.
 
Tak kurang 22 kali Allah menyebut anak yatim dalam Al Qur’an di berbagai ayat. Sedangkan
dari 42 Kitab Hadits, terdapat sedikitnya 142 hadits yang membahas tentang anak yatim. Di
berbagai surat, Allah mewajibkan kepedulian pada anak yatim dan memberi petunjuk
bagaimana caranya. Dan di surat Al Maa’uun, Allah SWT mengecam keras mereka yang
mengabaikan anak yatim sebagai ‘’pendusta agama’’.
 
Tapi sebaliknya, bagi yang peduli terhadap nasib anak yatim, tersedia ganjaran luar biasa
besar. Rasulullah mengingatkan, “Siapa yang tak berlaku lembut kepada anak yatim, dia tidak
akan mendapatkan kebaikan.” (HR Muslim). ‘’Aku bersama pemelihara anak yatim seperti ini
kelak di surga,’’ kata Nabi Muhammad SAW sambil merapatkan jari tengah dan telunjuk beliau.
Jadi, mari kita ber-haflah Tahun Baru 1434 Hijriyah dengan sedekah!