Kita
masih sering melihat air ludah berada di sembarang tempat. Ini
menunjukkan bahwa masih banyak yang belum paham tentang adab dalam
meludah. Sebagai agama yang sempurna, Islam telah memberikan tuntunan
tentang masalah ini dengan tujuan menjaga kebersihan dan kesehatan.
Di antara adab yang perlu diperhatikan dalam masalah ini antara lain:
Pertama, tidak meludah ke depan ketika shalat. Pasalnya, saat shalat
seseorang sedang bercakap-cakap dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Imam
Bukhari meriwayatkan bahwa Allah berada di antara orang yang shalat dan
kiblat. (Subulus Salam I/150)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kamu
sedang shalat, maka janganlah meludah ke arah depan, karena Allah berada
di hadapanmu ketika kamu sedang shalat.”(Riwayat Muslim).
Kedua, tidak meludah ke kanan ketika shalat. Seseorang dilarang
meludah ke kanan saat shalat karena di situ ada malaikat. Abu Hurairah
meriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda, “Jika salah seorang dari
kalian berdiri shalat, maka janganlah meludah ke arah depannya sebab ia
sedang berhadapan dengan Allah selagi ia berada di tempat shalatnya, dan
jangan ke sebelah kanannya karena di sana ada malaikat. Tetapi
hendaklah ia meludah ke arah kiri atau di bawah kakinya, kemudian
dikuburnya.”
Ketiga, tidak meludah di masjid. Pengertian masjid di sini meliputi
bangunan dan halamannya. Menurut Imam Qurtubi, yang dimaksud masjid
adalah tanah yang diwakafkan sebagai masjid (Tafsir Qurtubi I/494).
Ibnu al-Haj, seorang ulama bermazhab Maliki dalam kitabnya
Al-Madkhol Li Ibnu al-Haj menjelaskan bahwa meludah di masjid termasuk
shu’ul adab (adab yang buruk) (Al-Madkhol I/264).
Dalam sebuah riwayat disebutkan, suatu ketika Rasulullah melihat
ludah pada dinding masjid, maka beliau mengambil batu kerikil dan
menggosoknya (Riwayat Bukhari).
Keempat, jika terpaksa meludah di masjid hendaklah menggunakan ujung pakaiannya.
Jika seseorang dalam keadaan terpaksa harus meludah di masjid, ia harus
menggunakan ujung pakaiannya. Dari Anas bin Malik, Rasulullah melihat
dahak di dinding kiblat lalu menggosoknya dengan tangannya. Dan nampak
kebencian dari beliau, atau kebenciannya terlihat karena hal itu. Beliau
pun bersabda, “Jika salah seorang dari kalian berdiri shalat,
sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan Rabbnya, atau sesungguhnya
Rabbnya berada antara dia dan arah kiblatnya, maka janganlah ia meludah
ke arah kiblat. Tetapi hendaklah ia lakukan ke arah kiri atau di bawah
kaki (kirinya).” Kemudian Rasulullah memegang tepi kainnya dan meludah
di dalamnya, setelah itu beliau membalik posisi kainnya lalu berkata,
atau beliau melakukan seperti ini. (Riwayat Bukhari).
Kelima, jika berkendaraan sebaiknya berhenti saat meludah. Bisa jadi
ludah yang dikeluarkannya tertiup angin dan mengenai orang yang di
belakangnya. Perbuatan ini dilarang karena termasuk menyakiti orang
lain. Rasulullah bersabda, “Janganlah saling menyakiti.” (Riwayat
Malik). Namun jika memang harus meludah, hendaklah menghentikan
kendaraan dan meludah di tepi jalan.
Demikianlah beberapa adab meludah yang diajarkan Islam. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar